diri kita sendiri.
Alangkah malunya kita membiar para malaikat yang datang berjuta kilometer turun ke bumi membawa rahmat dari Allah tetapi kita bukannya mengalu-alukan kedatangannnya tetapi tidak peduli pun. Maka mereka akan pergi ke rumah-rumah yang lain pula. Mencari rumah yang bercahaya . Cahayanya bukan dari kelipan lampu pagar atau pelita minyak tanah yang dinyalakan di laman tetapi cahaya itu datang dari suara yang sedang mengaji, berzikir dan menghidupkan malam dengan ibadah.
Janganlah jadikan rumah kita sebagai lubang-lubang kubur.Sunyi , gelap, sepi dan menakutkan. Usahlah berharap untuk menunggu Ramadhan akan datang..Ramadhan tahun depan atau Ramadhan bila kita sudah berusia 60 atau 70 tahun. Belum pasti Allah menyimpan usia kita sehingga angka itu. Pandanglah keliling , lihatlah pasti ada diantara kita, kawan, kerabat, jiran, ulama atau sesiapa saja yang kita kenali yang tahun lepas bersama kita tetapi Ramdhan kali ini dia atau mereka sudah pergi meninggalkan kita. Sentiasalah menganggap inilah Ramdhan terakhir kita. Maka lakukan yang terbaik dan yang lebih baik dari yang sudah-sudah. Insyallah...jika kita berazam bersungguh-sungguh Dia kan melorongkan apa saja jalan kebaikan dan peluang berbuat baik untuk kita. Dia sentiasa menanti di sepertiga malam di langit dunia untuk menunaikan permintaan kita tetapi malangnya kita lebih sayangkan bantal, tilam dan selimut. Yang pasti selimut, bantal dan tilam akan musnah hanya yang kekal dan akan memberi balasan yang setimpal kepada kita di hari Pembalasan hanyalah Allah Azzawajalla. Marilah bersegera sementara masih punya waktu.
No comments:
Post a Comment